Alam Semenit (17)


Hujan adalah bentuk tawa paling renyah,
Bumi yang tergenang menjadi leluconnya;
Di situasi yang demikian, segenap atap meredam tangisnya bung!

Indahnya tanah Pertiwi, Bung
Tanahnya para perapal;
Para insan di dalamnya sanggup menjelma hutan dalam waktu semalam;
Hutan yang rindang dan serba ada
Ada ribuan pohon,
yang berakar mantra,
yang berdahan iman,
yang berdaun berkah,
yang berbuah tuah;
Pula ada ribuan hewan,
yang memuja langit,
yang menyelam batin,
yang bermata empat,
yang bersenandung tawa;
Satu saja yang tiada,
Simpati, Bung

Menyenangkannya tanah pertiwi, bung
Tanahnya pelipur lara;
Jiwa-jiwa di dalamnya gemar memicu tawa;
Tawa yang renyah dan menggelitik, ada saja leluconnya;
Menyiarkan tuntunan,
Menyatukan penghamba,
Menghitamkan kaca mata,
Sampai menghardik hamba tuhan yang menyangga doa dan harapan di atas kepalanya,
Kau tertawa kah bung?

Hujan adalah bentuk tawa paling renyah,
Bumi yang ia tertawakan;
Di situasi seperti itu, tanah yang masih selamat mulai menjilati mega mendung

Posting Komentar

0 Komentar