Ma, aku tak berharap kau membaca ini
Dan aku hanya berharap kau selalu di sampingku
Aku selalu mengerti
Seperti apa aku di matamu
Pa, aku selalu mencoba hidup sendiri
Dan aku berharap dunia selalu indah untuk bapak dan ibu
Aku sekarang ada di sini
Mencari entah apa, padahal hanya kalian persinggahan ternyamanku
Jujur, aku belum sempat berpikir bagaiamana
menjadi orang tua seperti kalian
Karena bahkan, sebagai anak aku belum bisa menyirat bahagia
Bentakan kecilmu selalu patahkan hatiku
Tapi lebih keras dari itu aku berani menghakimimu
Kau bentuk diriku menjadi orang yang hebat
Sementara aku bentuk diriku menjadi yang paling kuat,
Membantah bahasamu
Ma, bagaimana caranya menentukan jalan
Menuju suka cita untukmu
Aku tak mau tersesat
Sampai berani melupakanmu
Aku belum berpikir kelak akan menjadi orang
tua seperti kalian
Di kepalaku, selalu terbayang bagaimana kalau kalian tak ada lagi di hidupku
Aku lebih suka bentakan kecilmu
Daripada tak terdengar lagi suaramu
Aku lebih suka sikap kerasmu
Daripada usia yang terus menggerogoti ragamu
Aku tak akan bisa tanpamu
Bapak adalah jemari dan ibu pena-nya
Sementara aku puisi yang belum bermakna
Semoga aku tak pernah kehilangan jemari dan penanya
Aku tak mau megah, aku
tak mau indah
Aku enggan kuat, aku enggan hebat
Kalau bukan bapak dan ibu yang menyambut suksesku
0 Komentar