Baru 100 hari berlalu, bung!
Hujan omong kosong sudah turun dari istana!
Mengguyur kesejahteraan yang masih mimpi;
Membuat banjir yang meredam mimpi-mimpi sejahtera

Efisiensi juga digaungkan!
Seketika tanah kita kekeringan!
Segala hal yang seharusnya tumbuh hijau malah dipangkas!
Ilegal logging mendera sampai ranah pendidikan;
Rakyat kecil digunduli dengan alibi perut mereka akan dibuat busung!

Hei, hei, hei BUNG!
Rupa-rupanya justru kabinet di istana dibuat busung lapar!
Orang-orang tanpa kompetensi dikonsumsi secara teratur!
Buzzer dan penjilat serupa protein nomor satu;
Juru kampanye jadi vitamin, dan rekan baik semasa pemilu jadi mineral yang menunjang;
Tapi lihat kondisinya, Bung!
Ndasnya besar, naas otaknya kecil;
Perutnya bulat, isinya kebohongan semua;
Membengkak, memBENGKAK, MEMBENGKAK!

Negara ini benar-benar gelap tak karuan, Bung!
Banjir dan kekeringan bisa datang secara bersamaan,
Rakyat sengaja dibuat gemuk tapi bodoh dan gampang diberdaya,
Seakan hendak dibuat sama dengan seseorang yang sedang duduk di kursi nomor satu!

Kita perjuangkan, Bung!
Biar rambut kita dibuat klimis oleh hujan, yang terpenting tak memaksa berkuasa meski sudah lepas jabatan;
Biar kulit kita kusam oleh debu dan keringat, yang terpenting tak membuat kebijakan ceroboh merugikan rakyat.