Bukannya pelarian, hidup memang sebuah perjalanan. Aku yang melarikan diri dari segala kebodohan yang aku rangkai, akhirnya kehabisan nafas dan tertangkap oleh waktu. Keadaan yang aku karang ternyata begitu keruh, kepala yang kupakai sampai pusing tujuh keliling, bahkan tangan yang menggantung sampai bergetar mengisyaratkan ketakutan. Aku yang melakukan, aku yang takut sendiri. Aku sanggup bertahun diam, tapi tak mampu sekali saja mengungkapkan. Namun keadaannya tak mendukung untukku bersembunyi lagi, semua yang bersifat rahasia segera menjadi makanan umum. Mau tidak mau, aku mengatakannya kepada siapapun. Bukannya sudah tidak peduli, tapi sudah konsekuensi. Bagaimana ibu marah dan aku hampir dibenci, bapak murka sebegitunya tak suka, kakak kecewa hingga menetes air mata membuatku terpaksa betah mengurung diri. Makan tak sedap rasanya. Tidur pun tak nyaman rupanya. Semuanya mengejutkan, aku benar-benar dipaksa angkat tangan. Cikal bakal penyesalan ternyata dimulai dari kesiangan. Hari itu aku puas keputus asaan.
Jumat, 11 November 2022
0 Komentar